Selasa, 23 September 2014

laporan PKL kultur jaringan anggrek



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kegiatan Praktik Kerja Lapang ( PKL ) merupakan salah satu mata kuliah yang harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa Teknologi Industri Hortikultura (TIH)  semester VII Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Dengan dilaksanakan kegiatan PKL ini, diharapkan mahasiswa mampu memperoleh tambahan ilmu pengetahun, keterampilan dan pengalaman dalam melaksanakan dan mengevaluasi suatu usaha di bidang pertanian secara ekonomis dan mandiri.
 Pelaksanaan PKL ini difokuskan pada kegiatan budidaya anggrek secara kultur jaringan. Anggrek adalah tanaman hias yang cukup populer, karena memilik jenis yang beragam, exotik, langka dan mengandung nilai estetika. Saat ini anggrek sangat disukai oleh masyarakat karena anggrek merupahkan tanaman exot. Bentuk dan warna bunga serta karesteristik lainya  yang unik menjadi daya tarik tersendiri dari spesies tanaman hias ini.
Indonesia memiliki keanekaragaman anggrek spesies yang sangat besar, diperkirakan terdapat ratusan jenis spesies anggrek yang terdapat di hutan indonesia. Tetapi perkembangan dan budidaya tanaman anggrek di indonesia  sangat minim, hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya anggrek. Masyarakat masih membudidayakan tanaman anggrek secara konvensional. Teknik budidaya tanaman dengan menggunakan metode konvensional dalam medium tanah atau pasir seringkali menghadapi kendala teknis, lingkungan maupun waktu. Sebagai contoh perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji seperti anggrek memerlukan waktu yang relatif lama dan seringkali hasilnya tidak seperti tanaman induknya. Kendala lain yang juga sering muncul adalah gangguan alam, baik yang disebabkan oleh jasad hidup, misalnya hama dan penyakit, maupun cekaman lingkungan yang dapat mengganggu keberhasilan perbanyakan tanaman di lapangan. Kebutuhan akan bibit tanaman dalam jumlah besar, berkualitas, bebas hama dan penyakit serta harus tersedia dalam waktu singkat seringkali tidak dapat dipenuhi dengan menggunakan metode konvensional baik secara generatif maupun vegetatif.   Pertumbuhan dan perkembangan anggrek sangat dipengarui oleh kondisi lingkungan, diantaranya faktor media tumbuh, perawatan  yang intensif dan teratur (Satsijati,1991). Oleh karena itu, penulis memilih judul kultur jaringan anggrek karena karena tanaman ini sangat sulit diperbanyak secara konvensional, diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman. kultur jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih untuk mengatasi permasalahana diatas. pada kultur jaringan tidak menutup kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan berjumlah banyak.

1.2  Tujuan dan Kegunaan.
1.2.1        Tujuan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan  (PKL)  ini adalah untuk
1.        Memiliki kemampuan teknik dalam hal pembudidayaan anggrek secara  kultur jaringan
2.        Mampu menganalisis kelayakan usaha tanaman anggrek yang dibudidayakan dengan kultur jaringan.
1.2.2        Kegunaan :
Kegunaan dari penulisan laporan PKL  ini adalah
1.    Sebagai bahan informasi bagi para petani, dan masyarakat luas tentang  pembudidayaan  tanaman anggrek
2.    Sebagai wadah dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan khususnya yang berkaitan dengan pembudidayaan tanaman anggrek.
1.2.3        Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL.
Kegiatan PKL ini dilaksanakan pada  tanggal 4 September sampai 4 November  2012, bertempat di Venus Orchid dan Nursery, Jln Supit Urang, Dusun Kragungan, Desa Tegalweru, Kec Dau, Kabupaten Malang.
1.2.4        Metode Penulisan.
Penulisan laporan PKL ini didasarkan pada data dan informasi yang diperoleh dengan menggunakan metode partisipasi aktif secara lansung mengikuti kegiatan di lapangan, dan didukung oleh hasil diskusi (wawancara), serta dilengkapi dengan kajian dari berbagai sumber pustaka.



                                                                 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Anggrek
 Tanaman anggrek merupakan famili yang memiliki jumlah keanekaragaman sangat besar yaitu terdiri dari 700 genus dan 35 000 spesies yang tersebar di seluruh dunia (Puspitaningtyas dan Mursidawati, 1999). Contoh dari genus anggrek yaitu Dendrobium, Phalaenopsis, Renanthera, Vanda, Cattleya, Bulbophylum, dan masih banyak genus lain. Anggrek umumnya hidup secara epifit di batang-batang pohon di hutan tropis namun ada pula yang hidup secara terestrial di atas permukaan tanah, saprofit atau lithofit (dipermukaan batu). Genus Phalaenopsis merupakan anggrek yang hidup secara epifit.
Anggrek memiliki permukaan daun yang dilapisi kutikula (lapisan lilin) yang dapat melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Kedudukan daun tersusun secara berjajar berseling. Batang anggrek yang menebal merupakan batang semu yang dikenal dengan istilah pseudobulb (pseudo-semu, bulb-batang yang menggembung), berfungsi sebagai penyimpan air dan makanan untuk bertahan dalam keadaan kering (Sastrapradja, 1980). Batang dan daun anggrek mengandung klorofil, hal ini sangat membantunya memaksimalkan penyerapan sinar matahari untuk fotosintesis dalam habitatnya di hutan yang minim cahaya. Klorofil pada batang anggrek tidak mudah hilang atau terdegradasi walaupun daun-daunnya telah gugur, oleh sebab itu anggrek juga memiliki julukan evergreen.

2.2.1.  Klasifikasi tanaman anggrek
Kerajaan          : plantae
Devisi              : magnoliophyta
Kelas               : liliopsida
Ordo                : asparagelas
Famili             : orchidacedea
Upfamily         : epidendroideae
Bangsa                        : cymbidieae
Upbangsan       : cyrtopodiinae
Genus                : cymbidium swartz

            2.2.2  Morfologi Tanaman Anggrek           
Seperti tanaman lainya, tanaman anggrek juga terdiri dari atas akar, batang,  daun,  dan buah. Perbedaan tanaman anggrek dan tanaman lainya terdapat pada bentuk bunganya. Berikiut ini beberapa ciri khas tanaman anggrek.
1.      Akar
Akar anggrek berfungsi untuk menempelkan tubuh tanaman pada media tanaman. Akar anggrek memiliki lapisan velamen yang berongga, dimana lapisan ini berfungsi untuk memudahkan akar dalam menyerap air hujan yang jatuh di kulit pohon atau pada tanaman anggrek. Dibawah lapisan velamen terdapat lapisan yang mengandung klorofil. Akar anggrek epifit memiliki beberapa rambut pendek bahkan ada yang nyaris tak berambut. Pada anggrek terrestrial ( jenis tanaman anggrek tanah ), akarnya memiliki rambut yang cukup panjang dan rapat yang berfungsi untuk menyerap air dan zat organik dalam tanah.

Gambar 2.2.1. Akar Tanaman Anggrek

2.      Batang
Berdasarkan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe, yakni tipe simpodial dan monopodial.
1)      Anggrek simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama.Bunganya keluar dari ujung batang dan akan berbunga kembali pada pertumbuhan anakan atau tunas baru berikutnya, hanya anggrek jenis Dendrobium yang berbunga lewat sisi – sisi batangnya. Contoh anggrek tipe simpodial antara lain Dendrobium Catteya, Oncidium, dan  Cymbidium. Biasanya anggrek tipe simpodial ini bersifat epirit.

2)      Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang pertumbuhan batangnya lurus  ke atas pada satu batang tanpa batas. Bunganya keluar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial ini antara lain vanda, Arachnis, Renanthera, Phalaenopsis, dan Aerides.

Gambar 2.2.2.Batang Tanaman Anggrek
3.      Daun
Pada tanaman anggrek , bentuk daun sangat tergantung dari jenisnya. Beberapa bentuk daun anggrek adalah sebagai berikut.
1)      Bentuk silindris
Bentuk daunnya panjang dan tumpul mirip pinsil. Daun seperti ini dijumpai pada anggrek “ vanda potlod “ atau “ vandahookeriana”
2)       Bentuk talang
Helaian daun yang kiri dan kanan membentuk sudut, sehingga bentuk daunya menyerupai talang. Anggrek jenis Aerides, Ascocentrum, Rhynchostylis adalah sebagai jenis anggrek yang memiliki bentuk daun menyerupai talang.
3)      Bentuk sendok
Bentuk daunnya lonjong dan memanjang serta relatif tidak ada lekukan (datar). Daun seperti ini bias dilihat pada jenis anggrek Cattleya atau Bulbophyllum.
4)      Bentuk daun daun Anggrek bertunggangan
Daun mengimpit batang atau bagian pangkal daun diatasnya. Bentuk helaian daunya melebar kearah ujung. Bentuk daun yang bertunggangan ini terjapada anggrek Phalaenopsis dan Oberonia.

Gambar 2.2.3. Daun Tanaman Anggrek

4.      Bunga Anggrek
Bunga pada tanaman anggrek umumnya memiliki tiga buah sepalum atau daun kelopak bunga. Satu buah sepalum yang terletak di punggung dinamakan daun kelopak punggung atau sepalum dorsal. Dua lainnya dinamakan daun kelopak samping atau sepala literalia. Daun mahkota atau petala pada tanaman anggrek berjumlah dua.
Letak antara petala yakni berseling dengan sepala, dimana di antara kedua petala itu terdapat bagian yang dinamakan petalum atau bibir bunga. Pada pusat bunga terdapat suatu alat yang berfungsi sebagai alat kelamin jantan dan betina, yang menjadi satu bagian. Alat kelamin jantan dinamakan stemona atau benang sari, sedangkan alat kelamin betina dinamakan tangkai putik atau gynosteminum.
Gambar 2.2.4. Bunga Tanaman Anggrek

5.      Buah Anggrek
Tanaman anggrek juga dapat menghasilkan buah, tentunya setelah melewati masa persilangan. Setelah bunga diserbuki dan dibuahi, maka anta 3-9 bulan kemudian muncullah buah yang sudah tua. Kematangan buah anggrek sangat tergantung pada jenis anggreknya itu sendiri. Misalnya, pada anggrek Dendrobium, buahnya akan matang dalam umur 3-4 bulan. Pada anggrek Vanda, umumnya buah akan matang setelah 6-7 bulan. Sementara itu, pada anggrek Cattleya, buah baru matang setelah 9 bulan. Buah anggrek merupakan buah lentera. Artinya yakni buah akan pecah ketika matang. Bagian yang membuka adalah bagian tengahnya, bukan di ujung atau pangkal buahnya. Bentuk buah anggrek ini berbeda-beda setiap jenisnya. 

Gambar 2.2.5. Buah Anggrek

2.2  Kultur Jaringan Tanaman  Anggrek
Suryowioto (1991), menyatakan bahwa kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture, weefsel cultuus atau gewebe kultur. Kultur jarigan adalah budidaya sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Maka, kultur jaringan adalah membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempuyai sifat seperti induknya.
Persentase keberhasilan kultur jaringan akan meningkat bila menggunakan jaringa meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda yang terdiri dari sel-sel yang membelah, dindingnya tipis, belum mempunyai penebalan dari zat pectin, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk kultur jaringan sebab jaringan meristem keadaannya selalu membelah, karena mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan. Metode perbanyakan dengan cara ini dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang relatif singkat. Cara perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan ini sudah dibuktikan di perkebunan kelapa sawit dengan hasil yang baik dan menguntungkan. Kegunaan utama dari kultur jaringan ini adalah untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya (Daisy, dkk. 1994). 
Keberhasilan dalam teknologi serta pengggunaan in vitro terutama disebabkan pengetahuan yang lebih baik tentang kebutuhan hara sel dan jaringan yang dikulturkan. Media kultur jaringan terdiri dari komponen utama dan komponen tambahan. Komponen utama meliputi garam mineral, sumber karbon (gula), vitamin dan pengatur tumbuh. Komponen lain seperti nitrogen organik, berbagai asam organik, metabolik dan ekstrak tambahan tidak mutlak, tetapi dapat meguntungkan ketahanan sel dan perbanyakannya (Wetter dan Constabel, 1991).
Induksi kalus biasa menggunakan medium dasar, antara lain medium Murashige dan Skoog (MS), Nitsch dan Nitsch, White, Heller, Vacin dan Went (VW), Knudson C, N6, B5 atau Gamborg, Schenk dan Hildebradt (SH). Setiap eksplan dari suatu tanaman mempuyai kecocokan terhadap suatu medium untuk mampu tumbuh menjadi kalus. Dari hasil-hasil penelitian terbukti bahwa medium MS paling digemari karena dapat digunakan untuk tanaman apa saja (Zulkarnain, 2009).
  
      2.2.1   Syarat Pertumbuhan
Syarat tumbuh adalah kondisi lingkungan dimana tanaman anggrek akan tumbuh dan kondisi ini mutlak harus dipenuhi agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
1. Iklim
1)      Intensitas cahaya
Untuk menjamin tumbuhnya anggrek secara optimal setiap jenis anggrek memerlukan jumlah intensitas cahaya matahari yang tidak sama atau membutuhkan intensitas cahaya yang berbeda – beda. Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.



Tabel 2.1.kebutuhan intensitas cahaya setiap jenis anggrek
No
Jenis Anggrek
Nama dalam bahasa Indonesia
Intensitas Cahaya yang dibutuhkan
1
Dendrobium sp
Anggrek Dendro
55  – 65 %
2
Phalaenopsis sp
Anggrek bulan
10 – 30 %
3
Vanda sp
Anggrek vanda
50 – 100 %
4
Cattluya sp

20 – 60 %
5
Paphiopedilum  sp
Anggrek Kasut
20 – 30 %
6
Oncidium sp
Anggrek oncidium
60 %
 Sumber Venus Orchids 2007

Pengaturan intesitas cahaya matahari umumnya dengan cara membuat rumah lindung ( rumah plastik ) dengan cara menggunakan paranet hitam/shading net dengan kemampuan melindungi sinar matahari sekitar 50 – 60 % . Kelebihan maupun kekurangan dalam memenuhi penyediaan kebutuhan intensitas cahaya ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anggrek.
2)      Suhu
Tanaman anggrek mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap suhu udara,oleh tetapi setiap  jenis anggrek akan tumbuh pada suhu yang sesuai. Sebagai contoh : anggrek bulan (Phalaenopsis)  dikenal sebagai anggrek beriklim dingin tetapi dapat tumbuh didaerah panas walaupun tidak sebaik  di daerah beriklim dingin.
Tabel 2.2.suhu  siang hari yang dibutuhkan setiap jenis anggrek.
No
Jenis Anggrek
Nama dalam bahasa  Indonesia
Suhu siang hari ( ° c )
1
Dendrobium sp
Anggrek Dendro
25 – 27
2
Phalaenopsis sp
Anggrek bulan
27
3
Vanda sp
Anggrek vanda
28
4
Cattleya sp

20 – 25
5
Paphiopedilum sp
Anggrek Kasut
27
6
Oncidium sp
Anggrek oncidium
27
Sumber Venus Orchid 2007
3)      Kelembaban, Pengairan , dan Sirkulasi Udara
Hampir semua jenis anggrek memerlukan kelembaban yang cukup tinggi yaitu minimal 60 %.Penambahan air dapat dilakukan apabila kondisi kelembaban menurun dan sebaliknya tidak perlu penambahan air pengairan apabila kelembaban sudah tinggi atau memenuhi standar yang diperlukan. Kondisi udara terlalu lambab dan terlalu kering menyebabkan tanman anggrek tumbuh tidak optimal.Apabila kelembaban tinggi ini berlangsung cukup lama maka akan mendorong tumbuhnya bakteri dan jamur.Oleh karena itu sirkulasi udara disekitar pertanaman sangat dibutuhkan agar kelembaban dapat dikontrol ataupun diawasi.

2. Media Tanam
Untuk tumbuh secara optimal maka diperlukan media tumbuh yang cocok untuk tanaman anggrrek . Ada persyaratan umum yang harus dipenuhi media anggrek yaitu :
1.      Tingkat keasaman (pH) sekitar 5 – 6 ( netral).
2.      Mudah menyerap air.
3.      Padat tapi porus.
4.      Tidak mudah terurai sehingga dapat mengubah pH media.
Bahan – bahan yang umum digunakan sebagai media tanam adalah bahan alam ( kulit pinus, pakis , kompos, dan sabut kelapa ), bahan buatan ( arang, mos , kereweng ,potongan plastik ). Selain itu bahan untuk penanaman anggrek adalah pot.Ada tiga macam pot yang dapat digunakan yaitu pot tanah liat, pot plastik, dan pot pakis.saat ini lebih banyak digunakan pot plastik karena mudah dibeli.

3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang cocok untuk budidaya tanaman anggrek ( Prof. Dr. T. Adisarwanto,2007) dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1)  Dataran rendah  ( 0-500 m dpl)
1. Dendrobium
2. Vanda
3. Arachnis
2) Dataran medium  ( 500 - 700 m dpl)
1.      Oncidium
2.      Phalaenopsis
3.      Dendrobium
3) Dataran tinggi ( < 700 m dpl)
1.      Phalaenopsis
2.      Cattleya
3.      Cymbidium
4.      Paphiopedilum

2.3  Pembudidayaan Tanaman Anggrek
Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu, konvensional dan dengan metoda kultur jaringan..
2.3.1  Budidaya Secara Konvesional
Perbanyakan tanaman yang dilakukan secara konvensional adalah sebagai berikut. Perbanyakan vegetatif malalui pemecahan/pemisahan rumpun seperti Dendrobium sp., Oncidium sp., Cattleya sp., dan Cymbidium sp.; pemotongan anak tanaman yang ke luar dari batang seperti Dendrobium sp.; pemotongan anak tanaman yang ke luar dari akar dan tangkai bunga seperti Phalaenopsis sp., yang selanjutnya ditanam ke media yang sama seperti pakis, mos serabut kelapa, arang, serutan kayu, disertai campuran pecahan genting atau batu bata. Perbanyakan secara vegetatif ini akan menghasilkan anak tanaman yang mempunyai sifat genetik sama dengan induknya. Namun perbanyakan konvensional secara vegetatif ini tidak praktis dan tidak menguntungkan untuk tanaman bunga potong, karena jumlah anakan yang diperoleh dengan cara-cara ini sangat terbatas.

2.3.2  Budidaya Secara Kultur Jaringan
Biji anggrek sangat kecil dan tidak mempunyai endosperm (cadangan makanan), sehingga perkecambahan di alam sangat sulit tanpa bantuan jamur yang bersimbiosis dengan biji tersebut. Untuk menghasilkan bunga dalam jumlah banyak dan seragam diperlukan tanaman dalam jumlah banyak pula. Oleh karena itu peningkatan produksi bunga pada tanaman anggrek hanya dapat dicapai dengan usaha perbanyakan tanaman yang efisien. Pada saat ini metode kultur in vitro merupakan salah satu cara yang mulai banyak digunakan dalam perbanyakan klon atau vegetatif tanaman anggrek. Kultur in vitro pertama kali dicoba oleh Haberlandt pada tahun 1902, karena adanya sifat tanaman yang disebut totipotensi yang dicetuskan oleh kedua orang sarjana Jerman Schwann dan Schleiden pada tahun 1830.
Metode kultur in vitro yaitu menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif (seperti : akar, daun, batang, mata tunas) dan jaringan-jaringan generatif (seperti : ovule, embrio dan biji) pada media buatan berupa cairan atau padat secara aseptik (bebas mikroorganisme). Secara generatif, benih tanaman diperoleh melalui biji hasil persilangan yang secara genetis biji-biji tersebut bersifat heterozigot. Sehingga benih-benih yang dihasilkan mempunyai sifat tidak mantap dan beragam. Dengan cara ini untuk mendapatkan tanaman yang sama dengan induknya sangatlah sulit, karena persilangan anggrek telah berkembang demikian luasnya. Namun dengan cara ini akan diperoleh varietas baru. Secara vegetatif yaitu menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif atau kultur jaringan seperti akar, daun, batang atau mata tunas pada media buatan berupa cairan atau padat secara aseptik. Dengan metode ini dapat  perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara cepat dan berjumlah banyak, serta sama dengan induknya.
.


BAB III
KEADAAN UMUM LOKASI PKL
3.1.Sejarah Venus Orchid And Nursery
          Venus Orchids didirikan pada tahun 2000 oleh Profesor.Dr.T.Adisarwtanto. Koleksi tanaman anggrek dimulai pada tahun 1977, dengan cara memungut 30 tanaman anggrek berbagai species yang tumbuh dipohon Asem Jawa sepanjang jalan Pasuruan, Probolinggo sampai Sintobondo.Pada tahun 1978 pemilik perusahaan tersebut menjadi anggota PAI(Persatuan Anggrek Indonesia) cabang Malang.Keterbatasan halaman rumah dan kesibukan kerja dan meneruskan studi S2, maka penambahan koleksi tanaman anggrek menjadi staknasi/berhenti dan tanaman anggrek seluruhnya mati.Setelah selesai S2 dan S3,maka pada tahun 2000 dimulai lagi kegiatan koleksi tanaman anggrek species maupun tanaman anggrek hibrida.
Venus orchids didirikan karena berbagai pertimbangan, dimana tanaman anggrek telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai tanaman hias unggulan nasional, permintaan pasar tanaman anggrek baik didalam dan luar negeri semakin meningkat potensi jenis anggrek yang melimpah, kondisi alam, tanah dan iklim yang mendukung, sedangkan  presentase jumlah tanaman anggrek dalam negeri yang ditampilkan makin berkurang,
Berbagai jenis tanaman anggrek species dan hibrida yang dikoleksi bertambah banyak mendorong untuk juga melakukan penyilangan tanaman anggrek secara selfing/sibling maupun penyilangan antar species /hibrida. Dari hasil penyilangan dihasilkan kapsul buah yang cukup banyak sehingga ada kegiatan tambahan yang dilakukan yaitu memperbanyak tanaman anggrek dengan kultur jaringan kususnya kultur biji. Untuk itu dimulailah membuat ruangan labortorium sederhana dengan ukuran 3 m x 3 m termasuk ruangan pemiliharaan bibit dalam botol.
Pada tahun 2004 sudah mulai ikut kegiatan bursan Anggrek Malang Orchid Show  menjual berbagai jenis tanaman anggrek,tanaman hias lainya dan menjual bibit anggrek dalam botol.
Penambahan tanaman koleksi dan bertambahnya jumlah produksi bibit anggrek dalam botol,memaksa untuk melakukan pengembangan usaha,tidak hanya dihalaman rumah yang berukuran 3 m x 6 m,tetapi pada lahan yang lebih luas yaitu membeli tanah pada akhir tahun 2005 dengan luas sekitar 4000 m, yang terletak di dusun Kraguman, desa Tegalweru,kecamatan Dau,kabupaten Malang. Pembangunanah rumah dan prasarana penunjang dimulai pada awal tahun 2006,dan berkembang terus sampai sekarang.
Disamping penyediaan benih untuk tanaman anggrek sebagai komoditi utama,juga melakukan kegiatan penyediaan benih tanaman secara kultur jarungan pada tanaman kentang,tanaman bunga krisan,tanaman nilam,serta tanaman pisang.
3.2. Lokasi Venus Orchid Malang
Venus orchid and nursery merupakan usaha perseorangan yang terletak di daerah Kraguman,  Desa Tegalweru,  Kecamatan Dau,  kabupaten Malang.
3.2.1.Geografis Desa atau Lokasi..
Adapun batas-batas dari Venus Orchids
Sebelah utara               : Desa Semanding.
Sebelah selatan            : Desa Karang Ampel
Sebelah barat               : Tegalweru.
Sebelah timur              :



3.2.2.keadaan tanah.dan iklim
Lahan yang difungsikan untuk membudidayakan anggrek adalah tanah yang sangat subur  dan PH tanah ± 6,5-7.  Sedangkan iklim di venus orchid berkisar 23- 25 derajat celsius.
3.2.3,keadaan penduduk
Venus orcid berada di dusus kraguman,desa tegal weru kecamatan ddau kabupaten malang.dimana mata pencaharian masyarakat dusun kragungan sebagian besar adalah petani dan buruh tani. Komposisi penduduk asli suku Jawa,dan mayoritas penduduk memeluk agama islam.
3.3.Struktur Organisasi Venus Orchid And Nurseri
Organisasi adalah sekelompok orang yang mempunyai hubungan kerja sama untuk tujuan yang telah ditetapkan sehingga masing – masing tenaga kerja menjalankan tugasnya secara baik, dan bertanggung jawab.
Pimpinan

Struktur organisasi Venus Orchyd dapat dilihat pada gambar berikut.
Tenaga Ahli

Bendahara
Tenaga Lab
Tenaga kebun
 







Gambar 3.3 struktur organisasi Venus Orchy
Rincian tugas dan fungsi masing – masing bidang dan karyawan dapat dijabarkan pada uraian berikut:
1.      pengelola/pemilik : sebagai pemimpin perusahan,pengadaan barang dan pemasaran
2.      Tenaga ahli : pengaturan dalam jalanya produksitanamananggrek
3.      Bendahara : menanganurusan keuangan
4.      Tenaga laboratorium : untuk pembuatan media dan penanaman eksplan
5.      Tenaga kebun : pemiliharaan tanamana dewasa
3.4 Jadwal Kegiatan
Tenaga kerja di venus orchid and nursery bekerja 6 hari dalam satu minggu,selama 5  jam per hari dari pukul 08.00 – 13.00, untuk karyawan di labortorium apabila ada banyak bahan maka jam kerja ditambah sampai pukul 15.00.dalampenambahan jam kerjainitidakdiberikanpenamabahanupah.
3.5.Sebaran Tenaga Kerja /Karyawan
3.5.1.Sebaran tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 3.5.1. Sebaran tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan
No
SD
SMP
SMU
SARJANA
jumlah
1
4 orang
1 orang
1 orang
1 orang
7 orang

   Jumlah tenaga kerja venus orchid and nurseri sebanyak 7 (tuju orang) yang  terdiri dari 4 orang yng berpendidikan SD.1 Orang SMP,1 Orang SMU dan 1 Orang sarjana  yang mempunyai tugas masing – masing, sesuai dengan keahlian




3.5.2. Sebaran tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin, dan bidang Keahlian
no
Pria
wanita
Pembuatan media
Penanaman eksplan
subkultur
Perawatan
jumlah
1
2 orang
5 orang
1 orang
2 orang
1 orang
3 orang
7 orang

Jumlah tenaga kerja venus orchid and nurseri sebanyak 7 (tuju orang) yang  terdiri dari 2 orang pria dan 5 orang wanita yang mempunyai tugas masing – masing, dimana dalam ruangan labortorium sebanyak 4 ( empat ) orang dan tenaga kebun 3 ( tiga ) orang
3.6.Penggajian/Upah Karyawan
Sistem penggajian pada Venus Orchid and Nuurseri  untuk karyawan diberikan mingguan. Penggajian setiap karyawan berbeda, untuk tenaga kebun,subkultur,dan penanaman yang berpendidikan SD dan SMP sebesar Rp 100.000,00/minggu atau Rp.400.000,00/bulan,sedangkan untuk tenaga pembuatan media dan penanaman yang berpendidikan SMU dan sarjana upah yang diberikan   Rp.250.000,00/ minggu.


BAB V1
HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1.      Hasil
Penanaman (ininsiasi)  adalah  pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan anggrek  adalahi biji anggrek. Hasil penanaman (inisiasi) anggrek  yang dilaksanakan di Venus Orchid and Nursery  kultur jaringan dapat dilihat pada Tabel.6.1
Tabel 6.1.  Hasil  penanaman (Inisiasi) Biji Anggrek Bulan
   No
Tanggal Inisiasi
Volume
Jumlah keberhasilan
Jumlah kontaminasi
1
3  oktober  2012
3 botol
3 botol
0










Sumber Venus Orchid and Nursery
Hasil  penanaman (inisiasi) anggrek sebanyak 3 botol dengan tingkat keberhasilan 3 botol dan jumlah kontaminasi 0 (nol), ini karena  media dan eksplan  yang digunakan benar – benar steril serta teknik penaman yang benar.
Pengamatan tanaman anggrek setelah tanam dilakukan setiap hari, selama sepuluh hari, diruangan inkublasi, selama pengamatan tidak ada gejalah kontaminasi terutama pada media putih   Vacin and Went (VW) yang digunakan .   
Multiplikasi dilakukan bertujuan untuk memindahkan atau memperbanyakan eksplan yang akan tumbuh ke media VW yang baru. Kegiatan multipikasi tidak terlepas dari sterilisasi baik itu sterilisasi ruangan, alat, dan laboratorium.
Tabel .6.2.Hasil Multipikasi Tanaman Anggrek
No
Tanggal Multiplikasi
Jlh sebelum
Multiplikasi
Jlh setelah Multiplikasi
Tingkat  keberhasilan
(%)
1
12  oktober  2012
5 botol
15 botol
100  
2
14  oktober  2012
5 botol
15 botol
100
3
17  oktober  2012
3 botol
9 botol
100
Jumlah
13 botol
39 botol

Sumber Venus Orchid and Nursery
Berdasarkan pada tabel 6.2.diketahui bahwa dimultiplikasi berjumlah 13  botol dan setelah dimultiplikasi berjumlah berjumlah 39  botol dari 3 kegiatan, dengan rata – rata keberhasilan 100 %.
 Tahap aklimatisasi (penanaman eksplan didalam pot) dilakukan dengan tujuan agar tanaman mampu beradaptasi dengan lingkungan.  Hasil aklimatisasi tanaman anggrek yang dilakukan di Venus Orchid and Nursery ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 6.3.Hasil Aklimatisasi Anggrek
No
Tanggal Aklimatisasi
Jumlah Botol
Jumlah Tanaman sebelum Aklimatisasi
Jumlah Tanaman Mati
Tingkat keberhasilan (%)
1
13 september 2012 
5
90
 45
50
2
15 september 2012
12
150
50 
33,33
3
Jumlah
17
240
95

Sumber Venus Orchid and Nursery
Melihat dari tabel 6.3. aklimatisasi yang dilakukan selama 3 kali, dengan jumlah 17 botol, jumlah tanaman sebelum aklimatisasi  240 tanaman,dan tanaman mati berjumlah 95 tanaman dengan rata-rata tingkat keberhasilan
Tahap  pemindahan eksplan (overpotting) adalah suatau proses perpindahan anggrek dari satu pot ke pot yang lain berbeda ukurannya. Adapun tujuannya adalah untuk memberi ruang yang lebih luas bagi tamanan remaja untuk menjadi tanaman dewasa.  Hasil overpotting tanaman anggrek yang dilakukan selama kegiatan PKL ditunjukan pada tabel 6.4
Tabel 6.4.Hasil Overpotting Anggrek di Venus Orchid
No
Tanggal Overpotting
Jumlah Tanaman sebelum overpotting
Jumlah Tanaman Setelah Overpotting
Tingkat keberhasilan (%)
1
6 september 2012
12
12
100
2
7 september 2012
14
14
100
3
13 september 2012
10
10
100
4
19 september 2012
20
20
100
5
20 september 2012
20
20
100
6
25 september 2012
106
106
100
7
27 september 2012
50
50
100
8
28 september 2012
106
106
100
9
29, september 2012
117
117
100
10
3 oktober 2012
21
21
100
11
13 oktober 2012
20
20
100
12
19 oktober 2012
200
200
100
13
Jumlah
696
696
100
Sumber Venus Orchid and Nursery
Melihat data pada tabel 6.4 menunjukan bahwa overpoting (pemindahan tanaman ). dilakukan sebanyak 13 kali dengan jumlah tanaman sebelum overpoting 696 dan setelah overpoting 696. Jumlah keberhasilan 100 %. 
Pemisahan anggrek (splitting)  adalah  tahap  pemisahan tanaman anggrek yang sudah dewasa. tujuan kegiatan splitting sama seperti overpoting yaitu  untuk memberi ruang yang lebih luas bagi tanaman, agar tanaman tidak berkompotensi dalam mengambil unsur hara.
Hasil splitting  tanaman anggrek yang dilakukan selama PKL ditampilkan pada tabel 6.5.
Tabel 6.5.Hasil Splitting Anggrek di Venus Orchid
No
Tanggal splitting
Jumlah Tanaman
Jumlah Tanaman Sesudah Splitting
Tingkat keberhasilan (%)
1
17 september 2012
30
70
233,33
2
10 oktober 2012
20
45
225
3
Jumlah
50
115
229
Sumber Venus Orchid and Nursery
Melihat dari tabel 6.5,dimana dalam splitting dilakukan dua kali, dengan jumlah tanaman sebelum spliting 50 tanaman  dan setelah spliting  jumlah 115  tanaman.tingkat keberhasilan rata-rata 229%

6.2 Pembahasan
Metode  yang dilakukan di Venus Orcid baik alat,bahan,dan prosedur kerja  tidak ada berbeda dengan yang lain dan sesuai dengan refrensi.
Hal –hal yang dilakukan dalam budidaya anggrek secara kultur jaringan adalah
1.      Penanaman (inisiasi)
Tahap  inisiasi, tahap ini merupakan tahap penanaman eksplan yang steril ke dalam media Vacin and Went (VW) yang telah disiapkan. Sterilisasi eksplan dilakukan agar eksplan bebas dari kontaminasi mikroorganisme. Selain dari bahan tanaman, kontaminasi dapat pula berasal dari medium kultur, peralatan, ruangan yang tidak steril, orang yang melakuan kegiatan inisiasi, dan proses sterilisasi yang kurang sempurna. Mikroorganisme penyebab utama kontaminan adalah jamur dan bakteri. Kontaminan dapat terjadi pada permukaan media, eksplan dan di antara sel-sel atau di dalam sel tanaman.
2.      Tahapan multiplikasi atau juga disebut subkultur.
            Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media.  Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk merangsang eksplan agar lebih cepat bertunas dan menghasilkan tunas dalam jumlah yang banyak. Tahap ini merupakan tahap dimana dilakukannya penggantian media, dari media yang lama dipindahkan ke media yang baru. Dalam multipikasi anggrek dilakukan dalam keadaan yang benar – benar steril baik alat maupun media dan teknik yang digunakan dengan benar, serta penanaman planet dalam botol tidak menyentuh dinding botol dan media. Pengamatan dilakukan setiap hari di ruanganinkubasi.
3.      Tahapan aklimatisasi
Tahap aklimatisasi merupakan tahap adaptasi bagi tanaman agar mampu beradaptasi dengan lingungan. Pemindahan tanaman ke tanah dihadapkan pada perubahan-perubahan lingkungan dan tanaman cenderung mengalami stress, kecuali penanganan secara hati-hati terutama pada penyiraman,  dan suhu lingkungan  yang sangat tinggi. Apabilah penaganan tidak hati – hati maka tanaman anggrek tersebut akan mati.
4.      Tahapan pemindahan ke individu pot (overpotting)
Tahap  overpotting adalah suatau proses perpindahan anggrek dari satu pot ke pot yang lain berbeda ukurannya bertujuan agar bibit anggrek dapat hidup bersama dan bibit anggrek menjadi kuat dalam menghadapi suasana lingkungan yang baru, dalam pot individu memakai pot berdiameter lebih besar (5 cm).
5.      Tahapan splitting
Kegiatan splitting yaitu pemisahan anggrek dari induknya, pemisahan ini dilakukan tanaman anggrek berumur ± 2 tahun.  Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan ruangan yang bebas bagi tanaman anggrek serta membersihkan dari berbagai gulma dan dilakukan pergantian media, agar tanaman anggrek bertumbuh subur dan indah.

            Keberhasilan yang dicapai budidaya tanaman anggrek secara kultur jaringan dimana  penjualan dimulai dari sejak dalam botol ,maka akan dapat mengurangi biaya operasional.dan perbanyakan tanaman yaitu untuk mendapatkan bibit tanaman dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang relatif singkat, serta mempunyai sifat morfologi dan fisiologi yang sama dengan induknya. Perkembangan selanjutnya kultur jaringan digunakan untuk keperluan program pemuliaan tanaman dalam upaya memperoleh keragaman genetik atau karakter unggul secara efesien tanpa melalui proses persilangan yang membutuhkan waktu yang relatif lama
Masalah dalam  kultur jaringan dapat menyebabkan kematian eksplan. Gangguan kultur jaringan secara umum dapat muncul dari bahan yang ditanam, lingkungan kultur maupun manusia yang melakukannya. Masalah yang muncul, antara lain Kontaminasi oleh bakteri, jamur, virus, dan lain-lain. Agar terhindar dari kontaminasi maka langkah-langkah pelaksanaan-nya harus mengikuti prosedur yang benar dan dalam keadaan steril. Masalah tersebut jika tidak mengatasi cepat akan mempengarui proses produksi tanaman  dan pengembangan usaha  tersebut.



 





BAB V
ANALISIS USAHA TANAMAN ANGGREK
5.1.      Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh hasil produksi. Komponen biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 5 . Biaya Tetap (Penyusutan Barang) budidaya  tanaman anggrek sacara kultur jaringan di Venus Orchid Malang

NO
NAMA ALAT
JUMLAH
 HARGA  SATUAN (Rp) 
 TOTAL  HARGA (Rp)
UMUR EKOMOMIS (Tahun)
TOTAL BIAYA (Rp)
1
Autoclave
2
        5.000.000
    10.000.000
6
       1.666.667
2
Kompor  gas
2
           400.000
          800.000
6
          133.333
3
Beker gelas
1
              45.000
            45.000
6
              7.500
4
Erlemeyer
2
              25.000
            50.000
6
              8.333
5
Petridis
4
              25.000
          100.000
6
            16.667
6
PINSET
4
              20.000
            80.000
6
            13.333
7
Pisau scapel
2
                5.000
            10.000
6
              1.667
8
Timbangan analitik
1
        1.000.000
       1.000.000
3
          333.333
9
Botol kultur
500
                1.000
          500.000
6
            83.333
10
Tutup botol
500
                   500
          250.000
6
            41.667
11
Keranjang platik
4
              15.000
            60.000
4
            15.000
12
Pengaduk
1
                2.500
              2.500
6
                 417
13
Lampu Bunsen
1
              35.000
            35.000
6
              5.833
14
Tabung gas
2
        1.000.000
       2.000.000
6
          333.333
15
Gelas ukur 100 ml
1
              35.000
            35.000
6
              5.833
16
Kulkas
1
        3.000.000
       3.000.000
5
          600.000
17
Enkas
1
        2.000.000
       2.000.000
6
          333.333
18
Panci
1
              10.000
            10.000
6
              1.667
19
Gunting
3
              10.000
            30.000
2
            15.000
20
Parang
5
              20.000
          100.000
6
            16.667
21
Sprayer
1
           250.000
          250.000
3
            83.333
22
Ember bak
3
              15.000
            45.000
6
              7.500
23
Baki
5
              15.000
            75.000
6
            12.500
24
Pot
500
                3.000
       1.500.000
6
          250.000

Total




       3.986.250
 Sumber venus orchid

5.2.      Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh hasil produksi. Komponen biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Biaya Variabel budidaya tanaman anggrek  sacara kultur jaringan di Venus Orchid Nursery Malang
Tabel. Biaya variabel Produksi Anggrek secara kultur jaringan selama 1 tahun
No
Nama Bahan
Kebutuhan per Tahun
Harga Satuan (Rp)
Total Biaya (Rp)
Jumlah
Satuan
1
Agar agar
1,5
Kg
700.000
1.050.000
2
alkohol 96%
25
liter
60.000
1.500.000
3
Gula pasir
10
kg
14.000
140.000
4
Myoinositol
480
Gr
5.000
2.400.000
5
Nicotinic acid
2,4
Gr
3000
7.200
6
Thiamine
0,48
Gr
2.000
960
7
Glycine
9,6
Gr
1.500
14.400
8
Pyridoxine
2,4
Gr
1.500
3.600
9
KNO3
42
Gr
2.500
105.000
10
(NH4)2NO4
240
Gr
2.500
600.000
11
Ca(PO4)2
96
Gr
850
81.600
12
KH2PO4
120
Gr
21.000
2.520.000
13
MnSO.H2O
360
Gr
2.200
792.000
14
MgSO4.7H2O
120
Gr
4.000
480.000
15
FeSO4 H2O
133,44
Gr
3.000
400.320
16
Na2 EDTA
179,04
Gr
1.100
196.944
17
Kentang
12
buah
500
6.000
18
Pisang
60
buah
400
24.000
19
Bubuk arang
96
Gr
750
72.000
20
Bayclyn
5
liter
9.000
45.000
21
Kertas label
5
Pak
5.000
25.000
22
Gas LPG
2
36 kg
6.000
12.000
23
Fungisida
10
Kg
25.000
250.000
24
Pupuk NPK
100
Kg
1.000
100.000
25
Pupuk daun
20
Pak
15.000
300.000
26
Gelas aqua
250
buah
300
75.000
27
Arang aktif
10
karung
150.000
1.500.000
28
Mos
4
boks
400.000
1.600.000
29
Akar pakis
100
Kg
25.000
2.500.000
30
Insektisida
5
botol
45.000
225.000

Upah tenaga kerja
1
Tahun
1.680.000
1.680.000

Total
18.706.024
 Sumber Venus Orchid
Biaya produksi
Biaya tetap + biaya variabel
= Rp. 3.986.250 + Rp.18.706.024R
= 22.692.274
5.3.      Penerimaan
Jumlah produksi tanaman anggrek dalam satu tahun  = 2500 tanaman.
Harga tanaman sendling  = Rp. 20.000/tanaman
      Harga x Jumlah produksi
= Rp. 20.000 x 2.500
= Rp 50.000.000
5.4.      Keuntungan
Penerimaan – Total Biaya Produksi
= Rp. 50.000.000    22.692.274

      = Rp  27.307.726
                        
5.5.      R/C Ratio
R/C Ratio             =          Penerimaan
    Total Biaya     
     =          Rp.50.000.000
                                       Rp. 22.692.274
                 =           Rp. 2,2

Menurut Maspari (2011) jika R/C ratio > 1 maka usahatani layak dikembangkan, R/C ratio < 1 maka usahatani tidak layak dikembangkan, dan R/C ratio = 1 maka usahatani impas. Berdasarkan kriteria diatas maka hasil perhitungan R/C ratio untuk usaha budidaya tanaman  anggrek secara kultur jaringan sebesar 2,2. Artinya setiap pengeluaran sebesar 1 akan menghasilkan keuntungan sebesar 2,2 atau total keuntungan yang diperoleh Venus Orchid dalam satu kali produksi yaitu  = Rp  27.307.726 dari penjualan tanaman anggrek sebanyak 2.500 tanaman  dengan harga per bibit Rp. 20.000
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa usaha ini layak dijalankan karena dari nilai R/C (Revenue cost ratio) lebih besar dari 1 (satu).